Friday, November 25, 2005

Sajak Empat Seuntai

apakah yang kita dapatkan diluar kata?
di taman begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa begitu hakiki
makna kehampaan

(Sajak Empat Seuntai, Sapardi Djoko Damono)

bagi yang masih percaya kepada kata
diam pusat gejolaknya
padam inti kobarnya
tapi kapan kita pernah memahami laut?
memahami api yang tak hendak surut?

(Sajak Empat Seuntai, Sapardi Djoko Damono)

Akulah si Telaga

berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya
sesampai di seberang sana
tinggalkan begitu saja
perahumu biar aku yang menjaganya

(Akulah si Telaga, Sapardi Djoko Damono)

kalau tak ada di antara jajaran cemara itu

kepada siapa mesti kucari jejak napasmu
magrib begitu deras ada yang terhempas
tapi ada goresan yang tak akan terkelupas

(Ketika Kau Tak Ada, Sapardi Djoko Damono)

Monday, November 21, 2005

penghujan telah datang

Penghujan mulai datang
membawa air

Api harus tetap menyala
Penghujan tidak boleh memadamkan api

Didalam ruang
manusia membutuhkan api
yang memberi kehangatan

Sunday, November 20, 2005

Bangkit

Bangkit bedebah!
Menunggu adalah mati!

ikhlas

Guratan masa lalu masih terlihat
lukanya belum pulih
torehannya terasa dalam walupun lukanya tertutup

mungkin pisaunya pisau api yang meninggalkan bara didalam

Dan sepetinya penawar bisa perlu diberikan
Agar lukanya bisa sembuh total

Ahoi bisanya masih kau pegang
Kamu enggan memberikan penawarnya
Walaupun ku tau kamu masih menyimpannya
Kamu pura-pura tidak menyimpannya

Friday, November 18, 2005

Emma Lazarus

"Give me your tired, your poor,
Your huddled masses yearning to breathe free,
The wretched refuse of your teeming shore.
Send these, the homeless, tempest-tost to me,
I lift my lamp beside the golden door!"
Emma Lazarus

Kapan yak gue sampe ke tempat tulisan ini terpasang.